Gagal yang menyenangkan adalah ungkapan yang tepat menggambarkan perjalanan kami ke parangtritis. Apa boleh buat, SUNSET TAK SEMPAT,
17.00 tim archi gowes (Jojox, Kocu, Babay, Mukti, Dhoni, Eqi, Gigih, Bro, dan satu orang yang tidak boleh disebutkan namanya) mulai start dari kampus, terlambat 2 jam dari rencana awal pukul 15.00. Inilah yang membuat kami gagal melihat sunset di parangtritis, tapi saat itu kami masih berkilah “wes ra papa, saiki ra entuk sunset sing penting sesuk esih isa ndelok sunrise”, sehingga setelah tiba di parangtritis pukul 21.00 kami memutuskan untuk menginap dan meneruskan perjalanan esok paginya guna melihat sunrise. Namun pada kenyataannya setelah dihajar tanjakan yang tidak pantas untuk digenjot, raja siang malah bersembunyi dibalik punggung bukit-bukit parangtritis. Namun kegagalan tersebut tidak semata-mata menjadikan kami bagaikan LEBAI MALANG yang tak memperoleh apapun. Semua rasa lelah, badan panas tak karuan, dan jantung mau meledak sebagai akibat dari tanjakan 90 derajat dan juga kurang tidur karena malamnya 5 orang dari kami begadang sampai subuh menikmati indahnya pantai sambil “bercerita”.. ahahaahah.,…LUNAS TERBAYAR oleh kepuasan batin yang kami peroleh.
Jadi, begitulah ceritanya “SUNSET TAK SEMPAT,
fotonya keren.. suasana alamnya baguuusss!!!
BalasHapussalam kenal..
bro. kita sampe parangtritis ki jam 1 malem.
BalasHapusbkn jam 21.00
tolong diganti..
salam kenal juga mbak ducky...
BalasHapusalam indonesia emang keren mbak, apalagi kalau kita harus susah payah melihatnya, terasa lebih puas.....